
Sudah tidak terhitung tokoh-tokoh investasi legendaris yang membuktikan potensi luar biasa yang hanya bisa ditemui dalam dunia paper asset – mulai dari George Soros, Carl Icahn, Li Ka-shing, sampai Warren Buffett. Paper asset mungkin adalah satu-satunya tempat yang paling demokratis di planet ini. Dia tidak pernah mempermasalahkan investornya adalah pria atau wanita, anak muda atau orang tua, yang bergelar akademis “sepanjang kereta-api” ataupun tak lulus SD, orang Etiopia atau orang Amerika, bahkan orang “utuh” atau orang cacat. Semua sama saja di mata pasar.
Namun, pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, jika demikian, kenapa begitu banyak cerita tentang orang-orang yang gagal di sekeliling kita? Coba Anda perhatikan, umumnya mereka yang gagal jika diberikan pertanyaan seperti:
- Apa time horizon Anda dalam berinvestasi?
- Parameter apa yang Anda gunakan?
- Kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual?
- Saham apa yang tepat untuk dibeli atau dijual?
- Alasan apa yang melatar-belakangi keputusan tersebut?
- Berapa rasio risk- reward yang digunakan?
- Apa ekspektasi Anda?
- Dan seterusnya………
Berapa banyak pun pertanyaan yang Anda ajukan, umumnya semua dijawab dengan jelas dan singkat: “Tidak tahu!”. Bahkan, seringkali jawaban tersebut terkesan sedikit judes. Mungkin emosi karena sudah rugi ditanyain macam-macam pula. Tetapi bagaimanapun juga, itu adalah jawaban yang jujur. Sayangnya keadaan itu yang nantinya akan membedakan orang yang sukses dengan mereka yang gagal.
Source: Technical Analysis for Mega Profit by Edianto Ong